ANTARA ROKOK, REMAJA, DAN SOLUSINYA

ANTARA ROKOK, REMAJA, DAN SOLUSINYA
Muhammad Romadhon Mubarok

Berbagai iklan rokok yang bernada peringatan keras, seperti “rokok membunuhmu” ternyata tidak membuat para perokok jera, khawatir atau takut dengan peringatan itu. Hal ini tampak dari hasil riset.
Berdasarkan jumlah perokok, Indonesia adalah negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India (WHO, 2008). Indonesia sebagai negara perokok aktif tertinggi di ASEAN.
Remaja termasuk kategori perokok aktif sebagaimana data Kementerian Kesehatan, trend usia perokok terjadi pada usia remaja, antara usia 10-19 tahun. Lebih mencengangkan lagi, hasil riset Global Youth Tobacco Survey (GYTS) yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan angka perokok remaja tertinggi di dunia.
GYTS menunjukkan bahwa prevalensi remaja perokok di Jakarta tahun 2001 adalah 20,4% (laki-laki 36,7%; perempuan 4.4%), dan tahun 2004 sebesar 16,6% (laki-laki 28,4%; perempuan 3,0%).
GYTS tahun 2006 yang digunakan sebagai angka nasional adalah sebesar 12,6% (laki-laki 24,5%; perempuan 2,3%). Tiga dari sepuluh pelajar (30,9%) ditemukan merokok pertama kali sebelum mereka mencapai usia 10 tahun. Di antara pelajar yang merokok, sebesar 3,2 % telah kecanduan dengan indikator hal pertama yang diinginkan pada pagi hari adalah rokok.
GYTS nasional Indonesia 2006 juga memperlihatkan bahwa lebih dari 14,4% pelajar menyatakan pernah mendapat tawaran rokok “gratis” dari industri rokok, yaitu 21,6% laki-laki dan 7,4% perempuan. (http://dinkes.bengkuluprov.go.id).
Pertanyaannya, apa penyebab utama seorang remaja “rajin” merokok. Jawabannya adalah faktor lingkungan. Lingkungan akan turut membentuk kepribadian dan karakter seseorang di kemudian hari.
Dalam kata pepatah, “Apabila kamu berteman dengan penjual parfum maka yang akan kamu dapatkan adalah wangi dari parfum tersebut. Namun, apabila kamu berteman dengan pandai besi maka yang akan kamu dapatkan adalah bau dari pandai besi tersebut”.
Pepatah ini menggambarkan bahwasannya apabila kita berteman dengan sekumpulan orang yang baik, maka yang akan kita dapat adalah buah dari kebaikan tersebut. Begitu pula sebaliknya.
Menurut hemat penulis, ada beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan perokok pada usia remaja. Pertama, tahap pencegahan (preventif). Pada tahapan ini, perlu diupayakan penyadaran secara masif (sadar akan bahaya merokok).
Merokok menyebabkan berbagai tipe penyakit, antara lain kanker, serangan jantung, gangguan pernapasan, dan efek buruk bagi kelahiran, serta dari sisi sosial seperti dikucilkan dan pemborosan.
Hindari berkumpul dengan teman perokok. Hal ini dapat membuat kita lebih terjaga, sehingga tidak terpengaruh bujukan, rayuan dan tawaran teman untuk merokok. Perbanyak hal-hal positif. Apabila diri kita disibukkan dengan hal-hal positif, maka dengan sendirinya otak akan menghapus hal-hal yang berbau negatif.
Kedua, tahap penyembuhan (rehabilitasi). Yaitu memiliki niat dan tekad untuk berubah. Ini merupakan langkah awal dan utama dalam tahap rehabilitasi, karena setiap perubahan yang terjadi diawali oleh niat dan tekad. Langkah ini akan efektif apabila niat dan tekad disertai dengan usaha dan kerja keras.
Lakukan konsultasi. Konsultasi tidak harus dilakukan dengan para ahli. Konsultasi akan lebih efektif apabila dilakukan dengan orang terdekat, seperti keluarga, teman dan sahabat. Mereka dapat lebih memberikan semangat dan tidak memberikan kesan menggurui.
Mengganti kebiasaan merokok dengan kebiasaan yang lain. Kebiasaan lain yang dimaksud antara lain, kebiasaan merokok setelah makan dapat diganti dengan memakan permen mint, kebiasaan memutar-mutar rokok di tangan pada waktu senggang dapat diganti dengan memutar-mutar pensil, dan lain-lain.
           Alangkah lebih baik apabila kita dapat mencegah daripada mengobati. Dan ingat, katakan tidak untuk rokok, karena membakar rokok sama dengan membakar rupiah. Karena itu, matikan rokokmu sebelum rokok mematikanmu.








Post a Comment

0 Comments